Tensi Politik di PALI Mulai Hangat : Tim Paslon Berebut Copy KTP (bag 1)
PALI [kabarpali.com] - Suhu perpolitikan di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatera Selatan, menjelang hari pemungutan suara Pilkada 2024, mulai meningkat dan terasa menghangat.
Beberapa isu menarik mulai terdengar di pertengahan tahapan kampanye yang sedang berlangsung. Dari mulai desas desus perebutan photocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK), hingga beredarnya berita hoax (bohong) mengenai rilis survei para pasangan calon kepala daerah PALI.
Berebut copy KTP
Diungkapkan oleh seorang tim inti pemenangan salah satu Paslon Bupati - Wakil Bupati PALI, saat ini para tim pemenangan antar para Paslon sedang "berebut" copy KTP dan KK masyarakat, sebagai bentuk dukungan kepada paslon jagoan mereka.
Dari copy KTP dan KK itu, Tim pemenangan dapat memetakan serta menginventarisir para pemilih, untuk memilih Paslon mereka saat pemungutan suara nanti sebagai bagian dari strategi pemenangan.
Namun, strategi dan trik para tim yang berbeda membuat bargainingnya juga tak sama. Masyarakat pun terlihat bimbang dan menahan diri, sembari menimbang-nimbang, kepada paslon manakah copy KTP dan KK mereka akan diserahkan.
"Tolak ukur warga menyerahkan KTP adalah berapa 'uang kompensasi' yang diberikan tim Paslon. Nah, adanya perbedaan nilai dan trik yang diterapkan para tim Paslon membuat masyarakat sekarang gamang," cetus politisi, sebut saja Sianu (ia meminta namanya dirahasiakan).
Sebagai contoh, Paslon x misalnya (disamarkan). Pola yang dilakukan adalah dengan cara merekrut seorang warga di suatu tempat atau kawasan. Tugasnya adalah mengumpulkan copy KTP dukungan sebanyak 100 buah. Sebagai upah, ia diberi uang Rp100 ribu, dan berlaku kelipatan.
Kemudian Paslon Y, menggunakan trik dengan cara merekrut warga yang digaji Rp300 ribu per bulan, untuk mengumpulkan copy KTP dukungan sebanyak mungkin. Per satu KTP dihargai Rp5 ribu, berbeda dengan gaji tadi.
Lalu ada pula Paslon yang menerapkan sistem panjer (uang muka) dulu, untuk Tim yang ditugaskan maupun pemilik KTP sebagai bentuk dukungan kepada Paslon tersebut. Mungkin saja, maksudnya menjelang pemungutan suara nanti, panjer itu akan dilunasi.
"Saat ini masyarakat yang telah menyerahkan copy KTP pun, bisa berpotensi berubah haluan dan menyerahkan pula copy KTP mereka kepada Tim Paslon lain lagi, karena tergiur uang yang diberikan," cetus Sianu.
Popularitas, elektabilitas, "isi tas"
Maka, hal demikian menurutnya membuat suasana politik di PALI terasa demikian dinamis dan cukup menegangkan. Kekuatan politik uang dapat menjadi sesuatu yang bisa menentukan potensi kemenangan suatu Paslon.
"Popularitas, elektabilitas dan rekam jejak, termasuk isu primordial (kedaerahan) figur Paslon, memang memberi pengaruh bagi calon konstituen dalam menentukan pilihan. Tetapi, kekuatan logistik juga cukup berperan untuk mencapai target kemenangan," imbuhnya.[josa]